Tanya Jawab Seputar Dislipidemia atau Penyakit Kolesterol


Apa itu dislipidemia?
  • Masyarakat awam sering menyebutnya dengan penyakit kolesterol
  • Dislipidemia adalah kelainan berupa peningkatan maupun penurunan bagian lipid (lemak) dalam cairan plasma darah
  • Lipid (lemak) tersebut umumnya dibagi menjadi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida

Jadi, dislipidemia atau penyakit kolesterol itu bisa berupa:
  • Kolesterol total ≥240 mg/dL
  • LDL >160 mg/dL
  • Trigliserida >200 mg/dL
  • HDL < 40 mg/dL

Apakah dislipidemia bisa disebabkan faktor genetik?
  • Bisa
  • Dislipidemia terbagi menjadi 2, yakni primer dan sekunder
  • Dislipidemia primer disebabkan kelainan genetik (familial)
  • Dislipidemia sekunder disebabkan penyakit lain seperti diabetes, hipotiroid, sindrom nefrotik, diabetes melitus, dan sindrom metabolik

Apakah semua orang perlu diperiksa kolesterol?
  • Tidak perlu, hanya yang memiliki risiko saja, seperti:
  • Perokok, diabetes, hipertensi, riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner usia muda, keluarga dengan dislipidemia
  • Penyakit ginjal kronik, kegemukan (obesitas)
  • Disfungsi ereksi
  • Usia di atas 40 tahun untuk laki-laki, dan 50 tahun atau sudah menopause untuk perempuan

Saya tidak ada data penyakit sebelumnya, bolehkah saya melakukan pemeriksaan kolesterol? Dan sebaiknya tiap berapa tahun?
  • Disarankan cek tiap 4–6 tahun pada orang dewasa sehat usia 20–79 tahun
  • Disarankan cek dengan durasi lebih dekat pada laki-laki usia 40 tahun, wanita usia 50 tahun atau sudah menopause, terlebih lagi dengan faktor risiko (misal rokok)

Kenapa dislipidemia itu penting diperhatikan?
  • Dislipidemia merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan stroke, serta bisa muncul lebih dahulu sebelum faktor risiko lainnya muncul

Bagaimana gejala penyakit kolesterol atau dislipidemia tersebut? Apakah benar merasa pegal di pundak atau leher atau nyeri di persendian merupakan bagian dari gejala kolesterol tinggi?
  • Kolesterol tinggi ada gejala dan tandanya, yakni:
  • Xanthoma, yakni penumpukan lemak di kulit, tendon, atau otot
  • Xanthelasma, yakni penumpukan lemak pada kelopak mata
  • Gejala sesuai komplikasi, misal nyeri dada pada penyakit jantung koroner
  • Jadi, TIDAK BENAR jika kolesterol itu memiliki gejala pegal di pundak/leher atau nyeri di persendian

Bagaimana pemeriksaan profil lipid yang benar?
  • Perlu puasa minimal 12 jam, terutama untuk pemeriksaan trigliserida. Pemeriksaan lain tidak perlu puasa, kecuali dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lab lain seperti kadar gula puasa dan gula setelah makan
  • Tidak disarankan dilakukan pada pemeriksaan ujung jari karena hasil tidak akurat, namun pemeriksaan perlu di laboratorium dengan darah vena

Apakah diperlukan pemeriksaan lab lipid tambahan seperti Non K-HDL, Lipoprotein (a), dan Apo B/Apo A?
  • Tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan yang rutin. Pemeriksaan tersebut untuk menilai risiko misal dislipidemia familial/genetik

Apa langkah selanjutnya bila kolesterol tinggi?
  • Langkah utama adalah menurunkan kadar lipid dan kendalikan penyakit metabolik penyerta
  • Terapi terdiri dari obat dan non-obat yang harus dilakukan keduanya
  • Terapi obat yakni dengan golongan statin, seperti simvastatin, atorvastatin, dll, perlu pemantauan oleh dokter terkait cara penggunaan dan efek samping
  • Terapi non-obat, yakni: olahraga 30–40 menit tiap sesi, dengan frekuensi 4–6x seminggu (disesuaikan dengan kondisi fisik), terapi nutrisi (dengan konsultasi ahli gizi), berhenti merokok
  • Setiap pasien berbeda kondisi dan penyakit lainnya yang menyertai, sehingga terkadang terdapat beberapa perbedaan dalam dosis obat/teknik yang digunakan

Adakah obat selain statin? Bagaimana jika mengalami alergi akibat obat tersebut?
  • Bisa digunakan asam fibrat, asam nikotinik, ezetimibe
  • Pemilihan tergantung keputusan dokter dengan memerhatikan kondisi dan penyakit pasien saat itu

Apakah obat kolesterol harus diminum seumur hidup?
  • Ya, terutama untuk pasien berisiko (diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, dll)
  • Pasien lansia usia di atas 75 tahun untuk pencegahan sekunder, atau disesuaikan dengan faktor risiko yang ada pada pasien

Untuk pasien dengan penyakit ginjal, apakah perlu penyesuaian dosis obat?
  • Tentu perlu, berikut dosisnya, namun tetap disesuaikan dengan keputusan dokter yang menangani pasien tersebut:


Bagaimana pemantauannya?
  • Dilakukan pemantauan awal 6 minggu pertama, lalu pemeriksaan tiap 6–12 bulan
  • Target pemberian obat kolesterol adalah LDL dan sesuai dengan risiko. Risiko ini dipertimbangkan oleh dokter dengan kriteria tertentu (ATP III/ACC AHA/ASCVD)
  • Risiko sangat tinggi targetnya LDL < 70 mg/dL
  • Risiko tinggi targetnya LDL < 100 mg/dL
  • Risiko sedang dengan >2 risiko mayor targetnya < 130
  • Risiko sedang dengan ≤ 2 risiko mayor, obat baru diberikan saat LDL >160 dengan target LDL < 130
  • Risiko rendah, obat baru diberikan saat LDL >190, dengan target LDL < 160

Makanan yang bagaimana yang baik untuk pasien dengan dislipidemia?
  • Perbanyak sayur, buah, whole grain
  • Ikan dan kacang-kacangan
  • Batasi penggunaan gula, minuman ringan, dan daging merah
  • Penggunaan garam < 2.4 gram per hari

Sekian dari saya. Apabila ada pertanyaan lanjutan, silakan direct message via twitter @dr_wulunggono

No comments: