Hematuria


2.1.1 Definisi
Hematuria adalah terdapatnya sel-sel darah merah di dalam urin. terdapatnya sel-sel darah merah di dalam urin. Berdasarkan penampakkannya hematuria dibagi menjadi 2 tipe, yaitu hematuria mikroskopik dan makroskopik. Hematuria mikroskopik adalah tidak terlihatnya urin berwarna merah namun dengan pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan minimal 2 sel darah merah per lapang pandang.
Hematuria makroskopik adalah keadaan terlihatnya urin berwarna merah secara kasat mata, yang jika berlangsung lama dapat mengancam jiwa dan menimbulkan penyulit berupa clotting di saluran urin, syok hipovolemi, anemia, bahkan sepsis.1

2.1.2  Penyebab
Hematuria dapat disebabkan karena inflamasi, trauma, keganasan, batu, atau diatesis hemoragik. Hematuria dapat pula menandakan adanya glomerulonefritis, tumor ginjal, tumor ureter, atau tumor buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak. Mungkin juga disebabkan kelainan bawaan seperti kista ginjal dan ren mobilis. Kelainan lain yang cukup jarang adalah akibat kelainan pembekuan darah, pemakaian obat antikoagulan, SLE, dan kelainan hematologik lainnya.2
2.1.3  Anamnesis
Saat pasien datang dengan keluhan hematuria maka perlu digali apa saja yang terjadi saat hematuria itu berlangsung guna mencari penyebabnya. Misalnya saja dengan mengetahui apakah warna merah keluar di sepanjang episode berkemih atau hanya di bagian awal atau akhir saja kita dapat mengetahui lokasi penyakit primernya. Selain itu dapat pula kita tanyakan mengenai kualitas warna  Pertanyaan yang biasanya diajukan adalah mengenai warna urin yang keluar, apakah saat urin keluar disertai dengan clotting, apakah pasien merasa nyeri saat berkemih, dan di bagian mana saat berkemih urin terlihat berwarna merah. 1

Inisial
total
Terminal
Terjadi pada
Awal miksi
Seluruh proses miksi
Akhir miksi
Tempat kelainan
Uretra
Buli-buli, ureter atau ginjal
Leher buli-buli

Hematuria tanpa gejala lainnya (silent hematuria) harus dipikirkan sebagai gejala tumor buli atau ginjal sampai dibuktikan bukan keganasan. Hematuria biasanya terjadi intermitten dan mungkin tidak tuntas dalam sebulan. Penyebab lain yang dapat menyebabkan hematuria tanpa gejala adalah kalkulus staghorn, ginjal polikistik, kista renal, sickle cell disease, dan hidronefrosis.smiths

2.1.4  Pemeriksaan
Pasien dengan hematuria makroskopik atau mikroskopik, tanpa adanya bukti infeksi saluran urin perlu dievaluasi. Pada pemeriksaan mikroskopik urin perlu ditemukan lebih dari lima sel darah merah per high power field pada konsentrat spesimen urin atau dua sel darah merah per high power field pada spesimen urin untuk membuktikan terdapatnya hematuria mikroskopik.4
Oleh karena hematuria dapat terjadi secara intermitten, walaupun terdapat satu saja terdeteksi adanya hematuria maka pasien perlu dievaluasi lebih lanjut. Untuk traktus urinarius bagian atas maka perlu dievaluasi dengan intravena pielografi, CT scan, atau pielogram retrograd. Sedangkan traktus urinarius bagian bawah perlu dievaluasi dengan cystoscopy. 3

2.1.5  Penatalaksanaan
Saat terjadi gumpalan pada urin yang menimbulkan retensi maka perlu dilakukan kateterisasi dan bilasan buli dengan memakai cairan garam fisiologis. Jika gagal maka sebaiknya pasien dirujuk untuk ditangani lebih lanjut dengan evakuasi bekuan darah dan menghentikan sumber perdarahan. Jika perdarahan sampai menyebabkan anemia maka perlu dipikirkan transfusi darah. Jika terjadi infeksi maka harus diberikan antibiotik. Setelah gejala hematuria ditangani selanjutnya dicari penyebab primernya.1



Daftar Pustaka
1.      Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: CV Sagung Seto. 2003. hal. 190-2; 170-4.
  1. Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003. hal 737.
  2. Brunicardi, CF. Schwartz’s Manual of Surgery, 8th Ed. USA: Mc-Graw-hill.2006. p. 1063.
  3. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s general urology. 16th Ed. Lange The McGraw-Hill Companies. 2007. 
 

No comments: