Infeksi Saluran Kemih


Definisi

Infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang disebabkan pembentukan koloni kuman di saluran kemih. Kuman-kuman ini mencapai saluran kemih melalui aliran darah atau ascending.

Faktor Risiko

Kerusakan atau kelainan struktur dari saluran kemih merupakan faktor utama terjadinya infeksi tersebut. Kerusakan atau kelainannya dapat berupa sumbatan akibat jaringan parut, endapat obat intratubular, refluks, instrumentasi saluran kemih konstriksi arteri-vena, hipertensi, analgetik, ginjal polikistik, kehamilan, diabetes, atau pengaruh obat-obat estrogen.

Klasifikasi

Infeksi saluran kemih (ISK) dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe sederhana dan tipe kompleks. Tipe sederhana biasanya terjadi pada perempuan yang tidak hamil, tidak terdapat disfungsi struktural ataupun ginjal.


ISK tipe kompleks merupakan infeksi saluran kemih yang terjadi pada anak-anak, pada laki-laki, ibu hamil, atau ISK yang terjadi selain di vesika urinaria.

Diagnosis

Diagnosis ISK ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Dari anamnesis dibedakan menjadi 2 gejala, yaitu gejala ISK bawah dan ISK atas. Gejala ISK bawah berupa frekuensi urinasi yang meningkat, disuria terminal, polakisuria, dan nyeri suprapubik. Gejala ISK atas berupa nyeri pinggang, demam, menggigil, mual, muntah, dan hematuria.

Dari pemeriksaan fisik dapat ditemui tanda berupa febris, nyeri tekan suprapubis, nyeri ketok sudut kostovertebra

Dari pemeriksaan laboratorium akan ditemukan leukositosis, leukosituria, kultur urin positif dengan bakteriuria > 100000/cc urin.

Pemeriksaan Penunjang

ISK dapat diketahui dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang dapat dijadikan pertimbangan dalam mendiagnosis, yaitu dengan cek darah perifer lengkap, kultur urin dan tes resistensi, serta tes fungsi ginjal. Untuk pemeriksaan men-DD dengan penyakit lain dapat dilakukan cek gula darah, foto BNO-IVP, dan USG ginjal.

Pengobatan

Tatalaksana untuk menangani ISK dapat dilakukan secara non farmakologis dan farmakologis. Secara non farmakologis, penderita harus banyak minum (bila fungsi ginjal masih baik) dan menjaga higiene alat genitalia eksterna. Secara farmakologis dapat menggunakan obat yang sesuai dengan pola kuman yang ada. Pada center pengobatan yang memiliki fasilitas uji resistensi kuman sebaiknya tetap dilakukan agar pemberian obat dapat disesuaikan.

Untuk ISK bawah sederhana, antibiotik yang penulis biasa berikan adalah ciprofloxacin 2 x 100-250 mg selama 3 hari, atau levofloxacin 1 x 400 mg selama 3 hari, atau dengan cefixime. Dapat juga diberikan amoxicillin clavulanat 2 x 500 mg selama 7 hari.

Untuk ISK atas akut kompleks maka diberikan obat secara parenteral. Obat yang diberikan adalah ciprofloxacin 2 x 400 mg atau levofloxacin 1 x 500 mg.

Follow Up

Follow dilakukan selama 4-7 hari pasca pengobatan awal 3 hari setelah kunjungan pertama. Jika tak menunjukkan gejala ISK lagi maka tak perlu intervensi lebih lanjut.

Jika ditemukan gejala kembali atau gejala memang masih ada setelah pengobatan yang adekuat maka pasien dilakukan pemeriksaan urinalisis disertai biakan urin. Akan didapatkan 3 kemungkinan, yaitu:

1. Keduanya negatif, maka dilakukan observasi lanjutan disertai pengoabatn dengan analgetik

2. Piuria tanpa bakteriuria, maka dilakukan pengobatan untuk kuman Chlamidia

3. Bakteriuria dengan atau tanpa piuria, maka pengobatan dengan antibiotik yang sesuai diperpanjang


ISK Berulang

Tatalaksana ISK berulang hampir sama dengan ISK baru. Setelah 3 hari pengobatan awal diteruskan dengan observasi 4-7 hari. Jika pengobatan berhasil maka dipertimbangkan untuk terapi jangka panjang dosis rendah. jika pengobatan awal gagal, maka ada dua kemungkinan, yaitu:

1. Infeksi kuman resisten antimikroba, maka terapi 3 hari dengan antibiotik yang sensitif terhadap kuman tersebut

2. Infeksi kuman sensitif antimikroba, maka terapi dosis tinggi selama 6 minggu


Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat ISK adalah batu saluran kemih, osbtruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman multiresisten, dan gangguan fungsi ginjal.


Perlu Diketahui
  • Tatalaksana jangka panjang dapat menggunakan trimetoprim-sulfametoksazol dosis rendah (40-200 mg) 3 x seminggu setiap malam hari.
  • ISK tak bergejala pada perempuan menopause tak perlu diobati.
  • ISK pada perempuan hamil tetap diberikan pengobatan walau asimptomatik.
  • Pengobatan ISK pada laki-laki usia <50 tahun harus diberikan selama 14 hari, usia >50 tahun pengobatan selama 4-6 minggu.
  • Infeksi jamur kandida dapat diberikan flukonazol 200-400 mg/hari selama 14 hari. Bila terjadi infeksi pada kateter, kateter harus dicabut lalu dilakukan irigasi kandung kemih dengan amfoterisin selama 5 hari












No comments: